Selasa, 14 Januari 2014

Ojek Payung


“Hujan lagi hujan lagi,  mana gabawa payung.”

Beberapa orang bilang kalau hujan itu musibah. karna hujan, yang tadinya ingin keluar rumah malah ngga jadi. tapi untuk para anak-anak Ojek Payung hujan itu menjadi peluang rezeki, mereka gapernah peduli keadaan mereka yang terpenting ada orang yang menyewa payungnya. Lari-lari kesana kemari menawarkan jasa payung demi selembar uang seribuan atau duaribuan. saat ada orang yang ingin menggunakan jasanya, mungkin hati para ojek payung bergembira. Mereka memberikan jasa payung kepada orang-orang yang membutuhkan, tapi mereka ngga pernah memperdulikan keadaannya, demi uang mereka rela hujan-hujanan saat payung tersebut telah disewa.

Saya sadar betul dengan keadaan tersebut, karna tepat kemarin saya menggunakan jasa ojek payung. saat itu, tanpa sengaja saya bertanya beberapa hal pada salah satu anak yang menyewakan payungnya kepada saya. Entah, karna keingin tahuan saya ini saya melontarkan berbagai macam pertanyaan yang ada dikepala saya, mendengar cerita tersebut, timbullah rasa iba dari diri saya. Ternyata tukang ojek payung tersebut baru kelas 2 SMP anak pertama dari seorang ayah yang bekerja menjadi kuli bangunan dan dari seorang ibu rumah tangga, ia memiliki 2 adik yang masih sangat kecil-kecil.
Saya bertanya kepada anak tersebut : “De, apa sih, yang bikin kamu lebih memilih kerja sampingan menjadi ojek payung? ini hujan loh, kok kamu rela hujan-hujan an, padahal kamu punya payung.”
lalu dia menjawab : “aku ingin membantu perekonomian keluarga mba, setidaknya dari hasil ini aku bisa mendapatkan uang jajan tambahan, bapak kerja jadi kuli bangunan yang penghasilannya ga tentu, sedangkan ibu ga kerja dan aku masih punya 2 adik perempuan.”

Coba bayangkan anak kelas 2 SMP rela bekerja tanpa memperdulikan kesehatannya, sedangkan kalian masih saja tawuran, merokok menghamburkan uang dan melakukan hal-hal yang sia-sia. Sementara mereka sangat membutuhkan ilmu tapi karna kurangnya perekonomian keinginannya tertahan.

Jujur, sangat miris saat itu saya mendengarnya, sampai saya membayangkan kalau yang melakukan hal tersebut adalah adik-adik saya.. L

(@dinanurhayatii)

0 komentar:

 
;